Tugas Mata Kuliah Perkembangan Pemikiran Modern Dalam Islam (PPMDI)

Tugas Mata Kuliah Perkembangan Pemikiran Modern Dalam Islam (PPMDI) - Hallo sahabat Sazida Auchia, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Tugas Mata Kuliah Perkembangan Pemikiran Modern Dalam Islam (PPMDI), kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Tugas Mata Kuliah Perkembangan Pemikiran Modern Dalam Islam (PPMDI)
link : Tugas Mata Kuliah Perkembangan Pemikiran Modern Dalam Islam (PPMDI)

Baca juga


    Tugas Mata Kuliah Perkembangan Pemikiran Modern Dalam Islam (PPMDI)

    Tugas Mata Kuliah Perkembangan Pemikiran Modern Dalam Islam (PPMDI)
    Dosen Pengampu : Dr. Abdul Basith M.Ag
    Nama                    : Sazida Auchia
    Nim                      : 142330194

    Refleksi

    1.     Pengetahuan saya sebelum menerima materi PPMDI itu apa?
    Jawaban : bahwasannya materi kuliah sejujurnya belum mengerti apa-apa. Karena belum memiliki buku bacaan tentang materi PPMDI. Akan tetapi saya merasa gembira dengan hadirnya mata kuliah PPMDI. Karena menjadi varian keilmuan yang urgent meski saya di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

    2.     Setelah menerima materi tersebut apa responnya?
    Jawaban : mata kuliah PPMDI dalam benak saya merupakan salah satu materi yang cukup bagus dan menantang. Sebab materi yang didiskusikan sejak awal hingga akhirnya menyangkut soal pemikiran tokoh Islam yang hebat. Dikatakan seperti itu karena mereka tak hanya tokoh keilmuan modern Islam, akan tetapi juga tokoh pergerakan umat Islam pada zamannya masing-masing. Dengan materi PPMDI saya jadi mengenal filosof kelahiran India Muhammad Iqbal lalu ada Fazlur Rahman yang salah satu karyanya ialah  The Philosophy of Mulla Shadra, kemudian ada Nurcholis Madjid yang dikenal dengan tokoh pembaharu pemikiran Islam di kala zaman orde baru di Indonesia. Meski saat ini mereka hanya menjadi sejarah namun sangat urgent untuk mengupas dan menggalinya. Sehingga pasca mengetahui konsep menyeluruh materinya sejak pertemuan pertama, saya menilainya harus menekuni atau mempelajari lebih dalam dengan penuh kesadaran diri sendiri. Maka dari itu saya selalu mengusahakan untuk mendatangi perpustaakan untuk pendalaman materi. Selain itu sikap saya yang sudah dilakukannya rutin membaca materi per pertemuan dengan membaca tulisan tentang PPMDI di internet untuk pengingatan kembali.

    3.     Apa yang telah ditangkap setelah semua materi PPMDI yang sudah dibahas?
    Jawaban :


    Selayang pandang tentang Fazlur Rahman
    Fazlur Rahman dilahirkan pada tanggal 21 September 1919 di Hazara, Fazlur Rahman dilahirkan dalam suatu keluarga Muslim yang sangat religius. Dengan latar belakang kehidupan keagamaan yang demikian, maka menjadi wajar ketika berumur sepuluh tahun ia sudah dapat menghafal Alquran. Adapun mazhab yang dianut oleh keluarganya ialah mazhab Hanafi. Walaupun hidup ditengah-tengah keluarga mazhab Sunni, Fazlur Rahman mampu melepaskan diri dari sekat-sekat yang membatasi perkembangan intelektualitasnya dan keyakinan-keyakinannya. Dengan demikian, Fazlur Rahman dapat mengekspresikan gagasan-gagasannya secara terbuka dan bebas. Namun karena negara Pakistan selalu membendung Fazlur Rahman beserta pemikirannya maka  ia hijrah ke Inggris untuk melanjutkan studinya di Oxford University. Menurut saya Fazlur Rahman cukup produktif menulis hingga membuahkan banyak buku. Adanya kontroversi yang akut di Pakistan antara kalangan modernis disatu pihak dan kalangan tradisionalis dan fundamentalis di lain pihak, sehingga terjadilah pergolakan pemikiran.

    Selayang pandang tentang Muhammad Iqbal
    Muhammad Iqbal hidup ditengah–tengah komunitas hindu yang mayoritas, yang secara etnis cultural dan agama amat berbeda. Hal seperti ini menjadi kendala bagi upaya–upaya mengejar keterbelakangan dan ketertinggalan dengan dunia barat. Sementara itu sebab–sebab utama ketertinggalan tersebut sebagaimana terjadi di kawasan yang lain, terjadi pula di kawasan yang didiami oleh komunitas muslim India ini. Muhammad Iqbal juga menyoroti pemikiran muslim di India mengalami stagnasi intelektual dalam wujud berkembang dan suburnya faham jabariyah dan tertutupnya pintu ijtihad. Kemudian stagnasi sosial karena potensi umat terserap kedalam sikap hidup zuhud dan thariqat, serta lenyapnya faham rasional yang menjadi dasar utama ilmu pengetahuan dan teknologi. Respon Iqbal terhadap stagnasi intelektual umat islam termasuk juga komunitas muslim India ia sampaikan melalui kajian kebebasan dan keabadiannya. Iqbal mengemukakan adanya kebebasan manusia, sebagai dasar adanya pertanggung jawaban. Selanjutnya Iqbal melihat kezuhudan juga turun bertanggung jawab terhadap kemunduran umat, karena umat akan terbawa pada penolakan hidup materi untuk semata mencurahkan seluruh potensi pada ritus-ritus keagamaan semata.
    Selayang pandang Jamaludin AL Afghani
    Ia merupakan aktivis politik, nasionalis Islam, pencetus, perintis Islamisme dan Pan Islamisme pada abad ke-19. Jamaludin AL Afghani  diekspresikan sebagai pribadi yang "lebih memperjuangkan kaum muslim terhadap dominasi politik Barat dibandingkan masalah teologi. Ia berusaha memecah tembok eksklusif kaum Muslimin dan membawa mereka memasuki dunia lebih terbuka. Afghani tetap optimis meskipun menghadapi realitas adanya kemajemukan bangsa, budaya dan agama. Baginya agama itu sendiri, khususnya agama rumpun Semitik - Yahudi, Kristen dan Islam - bukan menjadikan faktor perpecahan. Menurutnya perpecahan hanya terjadi bila dieksploitasi oleh kepentingan-kepentingan semata, orang yang berkepentingan. Menurutnya,  perpecahan di kalangan penganut agama lebih banyak dicetuskan oleh para pedagang agama. Merekalah yang menimbulkan isu perselisihan dan memperniagakan di warung agama masing-masing untuk mengambil keuntungan pribadi. 

    Selayang pandang Nurcholis Madjid
    Cak Nur dianggap sebagai salah satu tokoh pembaruan pemikiran dan gerakan Islam di Indonesia. Cak Nur dikenal dengan konsep pluralismenya yang mengakomodasi keberagaman/kebhinnekaan keyakinan di Indonesia. Menurut Cak Nur, keyakinan adalah hak primordial setiap manusia dan keyakinan meyakini keberadaan Tuhan adalah keyakinan yang mendasar. Cak Nur mendukung konsep kebebasan dalam beragama, namun bebas dalam konsep Cak Nur tersebut dimaksudkan sebagai kebebasan dalam menjalankan agama tertentu yang disertai dengan tanggung jawab penuh atas apa yang dipilih. Cak Nur meyakini bahwa manusia sebagai individu yang paripurna, ketika menghadap Tuhan di kehidupan yang akan datang akan bertanggung jawab atas apa yang ia lakukan, dan kebebasan dalam memilih adalah konsep yang logis.

    Sebagai tokoh pembaruan dan cendikiawan Muslim Indonesia, seperti halnya Gus Dur, Cak Nur sering mengutarakan gagasan-gagasan yang dianggap kontroversial terutama gagasan mengenai pembaruan Islam di Indonesia. Pemikirannya dianggap sebagai mendorong pluralisme dan keterbukaan mengenai ajaran Islam di Indonesia, terutama setelah berkiprah dalam Yayasan Paramadina dalam mengembangkan ajaran Islam yang moderat.


    Demikianlah Artikel Tugas Mata Kuliah Perkembangan Pemikiran Modern Dalam Islam (PPMDI)

    Sekianlah artikel Tugas Mata Kuliah Perkembangan Pemikiran Modern Dalam Islam (PPMDI) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

    Anda sekarang membaca artikel Tugas Mata Kuliah Perkembangan Pemikiran Modern Dalam Islam (PPMDI) dengan alamat link https://sazidaauchia.blogspot.com/2015/12/tugas-mata-kuliah-perkembangan.html

    Related Posts :

    0 Response to "Tugas Mata Kuliah Perkembangan Pemikiran Modern Dalam Islam (PPMDI)"

    Posting Komentar